Twitter

Kamis, 04 Juli 2013

UAS: Ujian Akhir Serabutan part 3 : Stage Video Art Creation

Okay, cerita Ujian Akhir Serabutan belum selesai. Sekarang aku mau share video art hasil karya Tim Kreatif  Hutkom 25 yang diketuai oleh teman saya Idame Kinanti.

Yah, bangga dikitlah, meskipun cuman berperan sebagai editor di video art ini, tapi hasilnya waktu band-band manggung di Sutos (acara Motion, serangkaian Hutkom 25), panggung rasanya hwow banget dah. Hehe

Tulisan yang beranimasi itu adalah karya teman saya Sakti Aji, salah satu anggota Tim Kreatif yang paling sabar dan totally work-out dalam menyumbang desain-desain di Hutkom 25. Sedangkan yang kreatif mencarikan bahan-bahan untuk diolah di editing, termasuk background di video, ada teman saya lagi si Agradi Aryatama yang disponsori oleh Google dan Youtube buat nyari materi di mana-mana.

Sayangnya, pas video art band Taman Nada di play, ada red area, kutukan dari After Effects yang rendernya agak 'anu' di laptopku -_-
Sekarang udah aku perbaikin. Tapi semacam percuma gitu, soalnya aksi panggung Taman Nada di acara Motion udah lewat, pfft.

Ya setidaknya sekarang uda aku perbaikin dan semoga bisa jadi pelajaran juga buat semua yang suka main-main video-art, agar rajin-rajin mengecek video pasca render, dari software editing apapun, khususnya Adobe After Effects. Biar nanti gak ada red area atau blocks yang kecolongan gara-gara ada hasil render yang gagal.

Well, inilah karya kami, dari Tim Kreatif Hutkom 25, semoga bisa dikritisi atau jadi bahan inspirasi. :)


View on YouTube

View on YouTube

View on YouTube

View on YouTube

Selasa, 02 Juli 2013

"Misi Menaklukkan Kawah Ijen" Chapter IV : Ijen, Terbayar Sudah...

Menyambung cerita sebelumnya. Aku dan rombongan belakang berhasil menyusul rombongan depan. Dan beberapa orang dari barisan awal sudah berangkat menuju kawah.

Aku kemudian bersiap menuju kawah. Aku tanyakan pada mereka yang beristirahat di tepi tanjakan, apa ada yang mau ikut atau tidak. Well, akhirnya tidak ada yang menjawab, hingga akhirnya aku mantapkan diri untuk segera menyusul empat orang kawan yang sudah di depan.

Berbekal jaket dan tas kamera, aku mulai menuruni track dari gunung menuju kawah. Tidak ada yang bisa aku lihat karena kabut. Dengan jarak pandang yang berbatas, aku berhati-hati menuruni kawah. Akhirnya sampai di titik tertentu di tanjakan turun, jarak pandang mulai terbuka. Dari kejauhan aku lihat ada sesuatu yang berkobar di bawah. Ya, Blue Fire di depan mata!

Aku semakin bersemangat menuruni kawah. Sembari melewati bebatuan aku sering berpapasan dengan para penambang yang semangatnya seperti tidak pernah ada batasnya. Akhirnya kelelahan yang aku rasakan pun tidak aku hiraukan. Aku terus menyusur jalan turun. Hingga akhirnya headlamp-ku menangkap sosok-sosok yang aku kenal. Ya, keempat temanku yang ada di depan. Mereka ternyata sedang menapaki jalan kembali.

Katanya, kondisi di sekitar Blue Fire sudah sedikit berbahaya saat itu. Makanya, mereka kembali. Yah beruntung untuk temanku. Mandor. Ia berhasil mengabadikan Blue Fire dari jarak dekat. Aku hanya mengandalkan lensa kit dari kameraku untuk menjangkau Blue Fire dari kejauhan. Dengan situasi yang gelap, aku tingkatkan ISO setinggi mungkin, dan fokus mengandalkan perkiraan, akhirnya...voila! Inilah potret paling bagus yang aku peroleh.


Sedikit menyesal, aku tidak menyusul dengan cepat. Karena hasil foto paling bagus pun cuma kelihatan Blue Fire-nya dikit. Yah, okelah, yang penting mata telanjangku benar-benar puas menikmati pemandangan subuh di Kawah Ijen. :)

Seiring pagi mulai datang, akhirnya aku dan empat orang temanku ini beranjak pergi dari kawah. Semakin pagi akhirnya kami menjumpai teman-teman kami yang dari tadi di atas mulai turun menyusul kami. Aku tersenyum puas, semua tenaga yang aku keluarkan untuk menuruni kawah sudah terbayar walau hanya melihat Blue Fire dari kejauhan.

Yah, akhirnya setelah aku kembali ke atas, aku dan teman-teman menyempatkan foto sebentar di puncak Ijen. Hasilnya lumayan jadi kenang-kenangan nih.


Haaaah.. Hehe :)
Dengan ini, saya deklarasikan: Ijen, terbayar sudah!

"Misi Menaklukkan Kawah Ijen" Chapter III : On Fire To The Blue Fire!

Pendakian dimulai!

Kami berangkat bersama dari perkemahan. Langkah kami berderap mengisi malam yang sunyi. Kabut dan jalan yang masih kabur menetap di pandangan kami. Ada satu hal lagi selain mencapai puncak Ijen, yang memotivasiku untuk segera sampai. Blue Fire!

Di jalan, kami menemui banyak sekali penambang belerang yang sedang menapaki jalan naik dan turun untuk mencari nafkah. Satu hal yang aku salut. Beban yang ada di pundak penambang itu tidak enteng. Tetapi langkah mereka selalu mendahului kami. Stamina yang mereka tunjukkan di jalan menuju puncak seakan memotivasi kami para pemuda agar tidak pantang menyerah mendaki sampai ke tujuan.

Kami berangkat dengan semangat yang tinggi. Namun sayang, karena beberapa dari kami memiliki batas tenaga yang berbeda, akhirnya rombongan yang tadinya bersama terpisah menjadi dua bagian. Rombongan depan dan rombongan belakang. Dan aku termasuk di belakang. Dan yang disayangkan lagi, salah satu anggota pendakian, Mbak Hutami akhirnya mendeklarasikan diri untuk mundur dari pendakian, setelah tenaga yang dikeluarkannya sudah sampai batas. Mas Gimon yang memimpin dari belakang mengantar Mbak Hutami kembali ke perkemahan. Tapi salut sama Mas Gimon, meskipun sempat kembali turun, namun ia berhasil menyusul kami rombongan belakang, bahkan staminanya masih terlihat melebihi kami yang sering berhenti beristirahat.

Menyadari batas tenagaku sendiri, aku melangkah dengan sabar, tetap berusaha tidak memisah dan ikut saling menjaga barisan agar tidak ada yang tertinggal. Yah, lumayan. Aku ada stok obat-obatan di tas. Berasa jadi semacam tim medis tunggal di rombongan belakang. Hehe.

Dengan berbekal niat dan kemauan yang kuat, akhirnya kami sampai di puncak! Nggak cuman itu, akhirnya kami bisa menyusul rombongan depan. Yah meskipun pada akhirnya kami ikut bergabung berdiam salah satu tepi bukit dengan barisan depan, kami yang berada di belakang setidaknya lega sudah sampai di sini. Tapi bagiku ini masih belum cukup. Masih ada satu hal yang belum aku capai: Blue Fire!


Katanya teman-teman, ada empat dari anggota tim pendaki yang sudah turun duluan untuk menyaksikan Blue Fire. Dengan sedikit bertanya-tanya pada tenaga diri sendiri, akhirnya tercetus di pikiranku untuk menyusul empat orang dari barisan depan itu. Yep, akhirnya aku mantapkan diri, dan aku mulai bersiap fisik dengan melepas jaket di puncak Ijen itu. Aku masih percaya teori melawan dingin dengan membiasakan rasa  dingin merasuki tubuh. Dan, akhirnya teori itu sedikit berguna juga sih, ketika aku mengenakan jaket kembali, rasa dingin sudah tidak seberapa terasa lagi. Well, aku siap menuju Blue Fire!

"Misi Menaklukkan Kawah Ijen" Chapter II : Titik Awal Pendakian!

Ah, akhirnya.
Setelah sekian lama tidak melanjutkan cerita Commcamp 2 yang ke Kawah Ijen, akhirnya aku merasa berdosa dan seperti merasa harus menulis kelanjutan ceritanya. Hup hup!

Jadi, saat itu kami rombongan commcamp meninggalkan pos penjagaan Teluk Hijau. Kami berangkat menuju pos check point (aku lupa nama posnya) Kawah Ijen, dengan estimasi sampai di tempat pukul 21:00. Well, as usual. Ada aja yang seru, yang gak bakal kepikiran buat ditemu di jalan. Mulai dari cerita si Jemblung yang ditanya orang gila di depan masjid tempat kami beristirahat, terus ada lagi pak supir yang sempet beli handphone pas kami lagi istirahat, sampai akhirnya ketika jalan sudah dekat dengan pos check point, kami harus melewati jalan hutan tanpa penerangan dan naik turunnya 'ndewa'. Well, kata-kata yang aku tulis nggak bisa nggambarin gimana seremnya jalan yang dilewatin bis kami. :|

Kira-kira, sudah seperempat jalan di bukit dekat pos check point, hawa dingin mulai menyerang. Beberapa diantara kami mulai mengenakan sarung tangan dan pakaian pelindung dingin lainnya. Well, di sini aku melihat pemandangan bulan yang lumayan sayang bila dilewatkan. Cantik. Jendela atas bis terbuka. Namun akhirnya kemudian ditutup, karena pertimbangan hawa dingin yang semakin banyak masuk. Brr.

Beberapa saat kemudian, kami sampai di pos check point. Yah, lumayan. Setidaknya masih ada satu warung yang berjualan di pintu masuk. Kopi hangat pun mengawali kegiatan malam hari ini. Sayangnya aku lupa, jam berapa saat kami touch down di pos ini. Nggak lama kemudian, kami mulai mendirikan tenda di sebuah pendopo. Sebenernya lebih asik dan kerasa nuansa kempingnya kalo di atas rumput sih. Tapi sayangnya saat itu rumput sedang basah. Dan kami nggak mau ambil resiko kedinginan saat beristirahat.

Dengan semangat kerjasama, mengandalkan senter dan tangan satu sama lain, kami berhasil mendirikan sejumlah tenda di atas pendopo yang kami jadikan 'rumah' untuk istirahat sebelum pendakian dini hari kami. Nah, ini adalah salah satu tenda yang mengisi sudut pendopo, yang dibuat dapur perapian oleh si Mandor dan kawan-kawan.


Coba hitung, berapa jumlah tenda yang kami dirikan, hahaha. Jadi, ini seperti ada pembagian kubu. Kubu yang pertama Mandor dkk memasak nasi sampek kenyang. Kubu kedua di seberang memasak nasi goreng, lengkap dengan mentega, sosis, dan segala sesuatu yang nikmat untuk disantap di alam liar. :|
Otomatis, aku ikut kubu kedua. hehe.


Kelihatan terang soalnya aku pake flash sih motretnya. Kalo kondisi yang sebenarnya ya gelap, peteng dedet. :|
Hal-hal biasa pun menjadi unik, seperti buang air kecil ketemu kunang-kunang, jalan kaki tanpa penerangan kadang harus berhati-hati. Biasa ya? haha, buat aku ini unik. Berkumpul dengan banyak kawan di satu tempat, saling membantu untuk bisa survive dan punya tujuan yang sama: mencapai Kawah Ijen!

Oke, setelah puas ikut menyantap hidangan dari dapur kubu kedua, mataku mulai tidak bisa diajak kompromi. Akhirnya aku harus merebahkan diri di salah satu tenda, mencoba tidur, walau aku sendiri nggak percaya kalau bisa tidur dengan kondisi seperti ini. Tapi akhirnya tidur juga, hehe. Cerita tidur yang unik nggak ngalahin cuman si Dianto. Tidur di tenda cewek, berenam, dia cowok sendiri. Untungnya si Dianto anak baik-baik sih, meskipun rada absurd, sehingga ia kayaknya malah jadi satpam yang jagain cewek-cewek tidur. Hahaha.

Mataku terbangun. Aku lupa jam berapa.
Aku cuma melihat beberapa anak terlihat bersiap-siap meninggalkan perkemahan. Kemudian sembari mengumpulkan nyawa, aku mulai menyadari. Ini sudah waktunya mendaki!

Sekitar dini hari pukul 01:00 (kalau tidak salah), kami serentak meninggalkan perkemahan kami. Membawa bekal dan peralatan seperlunya, kami siap menuju Kawah Ijen!

UAS: Ujian Akhir Serabutan part 2 : Video Time!

Okay, ini nggak ada hubungannya sama Ujian Akhir Semester. Tapi video-video di bawah ini berkontribusi juga membuat UAS-ku menjadi semakin serabutan. Agak capek juga ngedit-ngedit ginian. Tapi setelah videonya jadi, seneng juga. Hehe.

Well, silahkan intip di yutub langsung, buat like :p

Ini video Commfish, acara mancing santai sebelum UAS, hehe. Lumayan aku dapet ikan tiga di sini. Sayangnya, pas aku dapet ikan gak kerekam. Pfft.
http://www.youtube.com/watch?v=9cVHdvP1aSQ

Yang berikutnya, di bawah ini adalah video Commcamp season 2. Kayaknya uda aku posting ceritanya. Meskipun belum lengkap maybe, hehe. Tapi setidaknya ini videonya aku share lah, monggo diintip
http://www.youtube.com/watch?v=me6iptS9FOQ

Nah ini, pas aku ngedit video highlight HUT Komunikasi yang akan diputar di Commnight ini, aku ngerasain rasanya jadi editor di lapangan. Bener-bener dah, aku ngedit ditemani hujan dan angin, pas aku di kampus dengan beberapa teman saja, sampai pagi. :|
Tapi hasilnya memuaskan, banyak yang suka. Hehe. Semoga yang baru nonton juga suka deh.
http://www.youtube.com/watch?v=3kLylYq_ZWk

UAS: Ujian Akhir Serabutan part 1 : DKV!

Nggak kerasa, kuliah uda sampai di akhir semester empat aja. Kali ini, Ujian Akhir Semester (UAS) yang aku lakoni berasa serabutan semua. Yep, berantakan.

Aku nggak tahu jadwal, nggak pernah belajar, ah, modal niat tipis-tipis juga nanggung.
Tapi setidaknya, semester empat ini aku merasa lebih produktif. Oke, selain tugasnya yang banyak take home, semester empat ini juga membuatku semakin merasa fokus pada satu bidang: desain dan editing!

Sayang sekali, kayaknya mata kuliah yang berhubungan langsung dengan editing masih belum ada pencerahan. Well, pengen rasanya sekali aja aku kuliah dan berniat ngejar nilai A. Sejauh ini, aku kuliah nggak pernah ada yang dapet A. Semuanya nanggung. Paling mentok AB. Yah tapi gimanapun juga disyukuri aja deh. Hehe.

Eniwei, inilah beberapa karya saya di DKV, mulai dari yang awal aku masuk ngambil kuliah DKV sampai UAS, hehe. Gak urut sih, tapi setidaknya semua desain ini worth it lah, buat aku sendiri. Yang di bawah ini, adalah tipografi dengan warna.


Yang berikutnya ini, adalah membuat simbol yang merepresentasikan diri sendiri, beserta penjelasan. Ini digambar dengan pensil dan difoto dengan kamera. Ada penjelasannya di bawah, tapi males njelasinnya deh. hehe


Yang di bawah ini tugas mendesain ulang logo Unair. Mungkin aku terpengaruh sama imajinasiku yang gak jauh-jauh dari makhluk game dan kartun. Jadi deh Unair versi digimon ini, hahaha.


Yang di bawah ini, tipografi akhir sebelum UTS. Ini adalah tipografi yang dibuat dengan menyatukan kata dan foto. Well, setidaknya aku adalah peserta yang mengumpulkan karya tipografi foto pertama. Selesai kelas langsung bikin, dan jam 5 sore resmi sent ke asdos :p


Yang ini adalah tugas tipografi pertama. Hitam putih, dan dipadu dengan kata-kata yang mempersuasi. Karena aku suka main game dan aku rasa game itu bermanfaat, jadi deh poster ini.


Yang satu di bawah ini, membuat simbol dengan nama. Kayaknya nggak perlu aku jelasin lagi kenapa hasilnya kayak di bawah ini. Hehe
Ini dia, ujian tengah semester! Tipografi hitam putih, warna, sampai foto. Well, aku sendiri juga merasa kurang maksimal. Aku saat pamerannya diadakan, lagi jaga ibu di rumah sakit. Karena itu aku ngerasa kayaknya udah sepantasnya kalo nilai UTS-ku kurang. Hehe.


Daaan, ini dia. Ujian Akhir Semesternya! Membuat poster yang berisi pesan dengan klien dari Aliansi Jurnalis Independen. Kemudian, untuk yang non-poster, ada pilihan untuk membuat booklet, brosur, atau postcard. Banyak yang milih postcard. Dan rasanya, aku pengen nyoba yang beda dengan yang lain, jadinya aku pilih booklet. Meskipun desainnya agak lama bikin, tapi hasil cetaknya memuaskan, hehe.



Voila!
Tinggal menunggu hasil nilai dari UAS ini. Nggak berharap banyak, tapi semoga sesuai dengan semangat berkarya saja deh. :D