Twitter

Selasa, 02 Juli 2013

"Misi Menaklukkan Kawah Ijen" Chapter III : On Fire To The Blue Fire!

Pendakian dimulai!

Kami berangkat bersama dari perkemahan. Langkah kami berderap mengisi malam yang sunyi. Kabut dan jalan yang masih kabur menetap di pandangan kami. Ada satu hal lagi selain mencapai puncak Ijen, yang memotivasiku untuk segera sampai. Blue Fire!

Di jalan, kami menemui banyak sekali penambang belerang yang sedang menapaki jalan naik dan turun untuk mencari nafkah. Satu hal yang aku salut. Beban yang ada di pundak penambang itu tidak enteng. Tetapi langkah mereka selalu mendahului kami. Stamina yang mereka tunjukkan di jalan menuju puncak seakan memotivasi kami para pemuda agar tidak pantang menyerah mendaki sampai ke tujuan.

Kami berangkat dengan semangat yang tinggi. Namun sayang, karena beberapa dari kami memiliki batas tenaga yang berbeda, akhirnya rombongan yang tadinya bersama terpisah menjadi dua bagian. Rombongan depan dan rombongan belakang. Dan aku termasuk di belakang. Dan yang disayangkan lagi, salah satu anggota pendakian, Mbak Hutami akhirnya mendeklarasikan diri untuk mundur dari pendakian, setelah tenaga yang dikeluarkannya sudah sampai batas. Mas Gimon yang memimpin dari belakang mengantar Mbak Hutami kembali ke perkemahan. Tapi salut sama Mas Gimon, meskipun sempat kembali turun, namun ia berhasil menyusul kami rombongan belakang, bahkan staminanya masih terlihat melebihi kami yang sering berhenti beristirahat.

Menyadari batas tenagaku sendiri, aku melangkah dengan sabar, tetap berusaha tidak memisah dan ikut saling menjaga barisan agar tidak ada yang tertinggal. Yah, lumayan. Aku ada stok obat-obatan di tas. Berasa jadi semacam tim medis tunggal di rombongan belakang. Hehe.

Dengan berbekal niat dan kemauan yang kuat, akhirnya kami sampai di puncak! Nggak cuman itu, akhirnya kami bisa menyusul rombongan depan. Yah meskipun pada akhirnya kami ikut bergabung berdiam salah satu tepi bukit dengan barisan depan, kami yang berada di belakang setidaknya lega sudah sampai di sini. Tapi bagiku ini masih belum cukup. Masih ada satu hal yang belum aku capai: Blue Fire!


Katanya teman-teman, ada empat dari anggota tim pendaki yang sudah turun duluan untuk menyaksikan Blue Fire. Dengan sedikit bertanya-tanya pada tenaga diri sendiri, akhirnya tercetus di pikiranku untuk menyusul empat orang dari barisan depan itu. Yep, akhirnya aku mantapkan diri, dan aku mulai bersiap fisik dengan melepas jaket di puncak Ijen itu. Aku masih percaya teori melawan dingin dengan membiasakan rasa  dingin merasuki tubuh. Dan, akhirnya teori itu sedikit berguna juga sih, ketika aku mengenakan jaket kembali, rasa dingin sudah tidak seberapa terasa lagi. Well, aku siap menuju Blue Fire!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar