Twitter

Senin, 13 Mei 2013

Cerita dari Kasur Pendamping Pasien #4: Guillain Barre Syndrome



Penyakit ini adalah salah satu dari beberapa penyakit langka yang membuat syaraf gerak bermasalah. Well, aku share sedikit pemahamanku mengenai penyakit ini. Jika ada yang salah, mohon koreksinya ya.

Sepemahamanku, penyakit ini adalah penyakit ‘nebeng’ yang perlu diwaspadai. Karena penyakit ini sebetulnya disebabkan oleh adanya infeksi di dalam tubuh terlebih dahulu. Jadi, sistemasi timbulnya penyakit ini diawali oleh infeksi di dalam tubuh (bisa juga disebabkan bekas operasi yang tidak beres) kemudian virus menyebar di peredaran darah pasien. Nah, imun dari tubuh pasien tidak bisa membedakan sel syaraf dan virus yang harus dilawan. Imun justru menyerang sel syaraf penggerak, dan ini berakibat syaraf penggerak jadi bermasalah sehingga beberapa anggota tubuh seperti tangan dan kaki jadi tidak bisa digerakkan.

Selengkapnya tentang GBS, aku baca di www.camar25.com/2012/11/radang-syaraf-penyebab-kelumpuhan.html

Ngeri, sebenernya. Kalau sampai tahap yang fatal bisa menyerang pernafasan. Selain itu penyembuhannya memakan waktu lama. Tergantung sudah seberapa parah penyakitnya ketika dibawa ke rumah sakit sih. Untung, ibuku cepat dilarikan ke rumah sakit.

Kronologisnya, Ibu sempat terjatuh di restoran pada hari Minggu 21 April 2013, tapi jatuhnya nggak parah sih, tapi sempet curiga ini penyebabnya. Senin 22 April 2013, Ibu menemani Bapak pergi ke Batam. Ibu tidak merasakan apapun yang aneh awalnya. Hingga Selasa 23 April 2013, Ibu merasakan kesemutan di tangan dan kaki. Tapi ibu masih sanggup berjalan dari hotel sampai ke gedung acara yang jaraknya lumayan jauh. Kemudian Rabu 24 April 2013, kesemutan di tangan dan kaki Ibu sudah luar biasa rasanya. Akhirnya Bapak yang membawa dan mengurus semua barang-barang yang dibawa mereka ke Batam. Pokoknya Ibu tidak boleh terbebani apapun. Sampai akhirnya tiba di bandara Ibu sudah lemas. Tepat Rabu malam, Ibuku sampai di rumah, kemudian langsung dilarikan ke Rumah Sakit Semen Gresik yang di Tuban.

Jadi, tidak ada jeda sama sekali di kasusnya Ibuku. Aku rasa, penanganan di Ibuku sudah benar-benar cepat. Jadi spekulasiku, Ibu tidak akan memakan waktu berbulan-bulan, seperti contoh penyembuhan GBS yang aku baca di internet.

Penyakit ini bisa dibantu penyembuhannya dengan suntikan Immuno Globulin. Semacam cairan tubuh manusia. Kalo yang diinjeksikan ke Ibuku, mereknya Gammaraas. Beruntung, Ibu ini sakitnya masih tanggungan perusahaan. Kalau tidak mungkin kami bakal berpikir dua kali untuk mengiyakan suntikan Immuno Globulin ini. Bayangkan saja, satu botol kecil itu harganya sekitar 3 jutaan! Sedangkan Ibuku harus diinjeksi obat ini 2 kali sehari, tiap sore dan maghrib, selama 5 hari berturut-turut. Total buat Immuno Globulin doang bisa sampe 30 jutaan. Fyuh.

Untuk obat-obatan yang diminum, aku kurang tahu. Pokoknya ada 2 hingga 4 jenis pil yang biasa diminum Ibu dari pagi sampai malam. Dan Ibu sama Bapak pake nambahin obat penyembuhan dengan membeli obat cina, yang mereknya Niwana (yang katanya Ibuku rasanya kayak pasir) sama Super Green Food (pil yang diminum 10 butir sekali masuk, baunya kayak pakan ikan).

Well aku nggak begitu percaya sama obat cina ini. Tapi ya sudahlah, Bapak dan Ibuku yang percaya obat ini bisa membantu. Jadi aku hanya membantu Ibu mengembalikan kepercayaan dirinya untuk sembuh dengan turut mendukung penggunaan obat-obat sodaranya Binahong ini.

Ada lagi, Ibu percaya sama cerita mas Andik, suami kakak pertamaku, kalau makan pisang bisa membantu nyembuhin otot-otot yang kaku. Kalau ceritanya mas Andik sih ekstrim ya. Katanya ada orang di desa, stroke, terus gak pake obat cuma makan pisang tiap hari uda sembuh sehat wal afiat. Well, tapi akhirnya nambah lagi daftar obat tambahan yang bakal dikonsumsi Ibu: “pisang”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar