Hari ini, Jumat 10 Mei 2013, Ibu
akhirnya bisa kembali ke rumah Tuban. Kemarin dokter sudah memberi izin untuk
pulang. Sebenarnya, tenaga Ibu masih belum 100% pulih. Tapi semangat Ibu untuk
sembuh dan rajin melatih ototnya bergerak itu yang membuat dokter yakin kalau
Ibu pasti bisa sembuh dari penyakit GBS meskipun sudah tidak rawat jalan lagi.
Setelah ini, Ibu hanya diwajibkan kontrol seminggu sekali. Tapi itu lebih baik,
daripada harus berada di kamar pesakitan dan jauh dari orang-orang rumah.
Lagian, bertemu dan berkumpul dengan orang-orang yang disayangi itu menurutku
sudah menjadi obat tersendiri bagi Ibu. Hehe.
Well, kalau hari ini Ibu pulang,
berarti ini saatnya juga aku untuk kembali. Aku sudah terlalu lama menghilang
dari peredaran kampus. Setidaknya aku harus mulai aktif kembali untuk
menyesuaikan dengan semua yang di sini.
Tepat pukul 12.30 siang, usai
berkemas dengan Bapak dan dibantu Mbak Lia sepupuku, Ibu pun diantar sampai
duduk di kursi mobil. Aku pun menyalami Ibu, dan pamit kembali ke Surabaya,
dilanjutkan dengan berpamitan ke Bapak. Pintu mobil sudah ditutup, aku berjalan
menuju parkiran motor dengan Mbak Lia, dan aku lihat mobil Bapak dan Ibu keluar
dari gerbang rumah sakit. Aku pun mengucapkan terima kasih ke Mbak Lia karena
sudah dibantu, dan akhirnya aku menuju motorku yang ku letakkan sedikit jauh di
pojokan. Lega rasanya, Ibu sudah sembuh.
Sembari mengencangkan slayer di
hidung dan mengenakan sarung tangan, pikiranku mulai terhenyak sedikit. Aku
tiba-tiba seperti merasa asing dengan motorku, bahkan pikiranku sendiri. Entah,
aku mungkin hanya berlebihan. Akhirnya aku hentikan paksa pikiran untuk
berpikir macam-macam. Lekas aku gas motorku dan keluar dari rumah sakit, menuju
Surabaya ibu kota Jawa Timur.
Singkat cerita, aku sampai di kos
pukul 4 sore hari. Dan sepertinya waktunya tepat dengan waktu keberangkatanku
ke Gresik, yang itu berarti aku sudah meninggalkan Surabaya 2 minggu lamanya.
Benar saja, di parkiran motor rumah sakit aku sedikit merasa aneh. Di kosanku
apalagi, aku malah merasa seperti alien di sini.
Pikiranku kacau. Aku seperti
nggak tahu harus apa. Orang-orang tidak ada di kos, hanya ada Buk Sum yang
sedang bersih-bersih kamar. Aku pun sempat ditanyai tentang Ibuku oleh Buk Sum
ini. Ternyata Tyan, temen sejurusan yang juga sekosanku ngasih tahu Buk Sum
kalau aku ke luar kota karena Ibuku sakit. Well, pembicaraan singkat ini tidak
membantuku lepas dari rumitnya pikiranku. Aku menuju kamar, dan akhirnya aku
bersihkan sedikit barang-barang di kamarku. Karena pikiranku yang masih
‘jetlag’, aku menuju balkon lantai dua untuk mencoba mencari udara segar.
Aku kembali. Itu yang ada di
pikiranku. Tapi kemudian beberapa pertanyaan menyertai.
Bisakah aku mengikuti agenda
kegiatan bulan ini?
Bisakah aku membantu progress
usaha teman-temanku di sini?
Bisakah aku kembali berkoordinasi
dengan yang lain?
Bisakah aku berguna?
Ah, I’m overthinked. Kemudian aku
putuskan untuk kembali ke kamar dan rebahan. Akhirnya, aku perintahkan badan
ini untuk tidur. Dan aku paksakan pikiranku untuk ‘sehat’, hingga ada satu
kesimpulan yang bisa membuatku tidur nyenyak. Apapun yang terjadi saat ini,
entah aku benar-benar bisa kembali atau tidak, aku tetap harus melakukan apa
yang harusnya aku lakukan, dan membantu apa yang bisa aku bantu di sini.
Berpikir saja tidak akan membawa
tubuh ke mana-mana.
Semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar