Oke. Semalam kita udah ngomongin soal Goa Jepang dan pantai
tengah malam. Jadi langsung aja loncat ke pagi. *kucek-kucek mata*
“Hoaahh...” aku baru bangun, dan ternyata seisi pos
penjagaan sudah ribet sana-sini nyiapin sarapan dan packing dikit buat
berangkat ke Teluk Hijau. Mandor, Kikik dan divisi perdapuran sudah menyiapkan
mie, nasi, dan sarden buat sarapan. Yah, 11 12 sama menu semalem lah. Yang
jelas paginya kami sarapan dan bersiap buat berangkat!
Aku, seperti biasa jadi juru dokumentasi. Tapi buat kali ini
aku gak mau ambil ribet. Pokoknya yang ada di deketku ya itu yang sering masuk
kamera, hehe.
Jadi kami dibagi kelompok-kelompok kecil sebelum berangkat.
Tapi kayaknya pembagian ini gak mempan buat Jemblunk dan Kikik yang sebenernya
udah diatur jadi satu kelompok *ups*
Oke, misi perjodohan gagal. Wes pokoke budal lah.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, nek gak salah.
Kami pun berangkat membentuk barisan. Awalnya sih rapi, tapi
lama-lama barisannya pecah juga.
Di jalan kami menjumpai jalanan becek dengan kolam lokal,
lagi. Selain itu sebelum menempuh jalanan hutan, kami harus melewati perkampungan
warga dulu. Kanan kiri kami lihat warga yang sudah sibuk dengan aktivitas pagi
hari. Tak jarang ada juga anak-anak sekolah yang siap berangkat menuju SD yang
ada di kampung itu.
“Kayaknya kita kalo KKN ya di tempat kayak gini ini ya.” ujarku
yang kemudian diamini Ayip, yang kebetulan jadi rekan sekelompokku.
Di depan aku lihat ada bukit besar membentang. “Kayaknya
mesti ngelewatin bukit ini dulu deh” gumamku dalam hati. Dan benar saja, kami berjalan
terus, dan nggak kerasa sampai di kaki bukit yang kemudian jalannya jadi naik
turun dari sini.
Well, kalo mbaca dari tulisan ini kayaknya nggak begitu jauh
ya. Tapi kalo kamu jalanin sendiri, weh, sumpah, JAUH. Disaranin pakek sepatu
yang tahan pelesetan dan anti batu grunjalan.
Akhirnya seperempat perjalanan, kami sudah lumayan
berkeringat.
Kami sampai di persimpangan Goa Jepang, Habitat Rafflesia
dan jalan ke Teluk Hijau.
Well, kami nyempetin foto-foto dikit sambil nungguin barisan
belakang. Dan setelah mbak Hutami dkk nyampek persimpangan, kami lanjut
mengambil jalan ke Teluk Hijau.
Selama perjalanan, sesekali aku melihat kanan-kiri. Yang
paling aku suka adalah ketika melihat sebelah bukit yang langsung bisa
kelihatan pantai yang semalam aku jamah dengan Bima dan Elsa. Rasanya masih
pengen semalam lagi duduk di pantai itu dan menikmati suara ombaknya. Hehe.
Okey, jadi kami jalan, jalan, jalan, berhenti! Kami sampai
di...istilahnya sih, ‘entrance’ sebelum ke jalan hutan-hutan.
Ada tangga buatan dari batu, di hadapan kami. Well, di sini
keringat kami sudah lumayan sih. Dan ini belum sampai setengah perjalanan.
Mungkin 7/21 kali yak.
Kami rehat sebentar, dan sambil nungguin barisan belakang
juga.
Selang beberapa menit, akhirnya beberapa dari kami
memutuskan untuk berangkat duluan. Sampai akhirnya yang tersisa tinggal aku,
Bima dan Elsa lagi yang angkatan 2011. Dan akhirnya kami bergabung dengan tim Mas Gimon, Mas Eces, Mbak Hutami, dan Makrom.
Setelah tenaga kami sudah 8/10 pulih, kami akhirnya
memberangkatkan diri menuju tangga bebatuan yang kami percayai sudah dekat
dengan Teluk Hijau itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar