Twitter

Kamis, 12 Juli 2012

Catatan Perjalanan ke Sempu IX : LAUT, PANTAI, Kami Telah SAMPAI!

Setelah kemarin sempat tersesat di hutan.
Setelah kemarin sempat bermalam tanpa tahu arah jalan pulang.
Setelah tadi pagi senang menemukan pantai di perseberangan.
Setelah tadi pagi kembali ke pantai awal mula kami diturunkan.
Setelah bertemu Iqbal dan merasakan adanya sedikit atmosfir gay untuk sesaat.

Dari barisan depan, terdengar teriakan "LAUT", "LAUT"
Akhirnya kami menemukan Segoro Anakan.



Senang?
Iya.

Tenang?
Belum.

Perjalanan dari pinggir tebing menuju pantai harus membuat kami menghela nafas Senen-Kemis.
TEBEEH.

Jalanan dengan medan yang lebih sulit karena tebing yang agak curam mewarnai perjalanan kami yang tinggal beberapa (ratus, atau ribu) langkah lagi menuju Segoro Anakan. Apalagi di jalan kami juga harus bergantian dengan orang-orang lain yang juga baru beranjak dari tempat itu. Jalan pun terasa lama dan kami juga semakin tidak sabar ingin cepat-cepat sampai di pantai.

Singkat cerita, kami berhasil mencapai pantai.

Ya, akhirnya, KAMI BERHASIL MENCAPAI PANTAI.

Tanpa pikir panjang aku dan Bima langsung meletakkan barang dan berlari ke arah lautan untuk membasahi tubuh ini dengan air garam, dan menikmati sensasi air laut masuk kuping yang bakal nyusahin batangan cotton bud nantinya.

Disusul teman-teman lainnya, akhirnya kami bermain perang pasir di sini.

Aku juga sempat dikubur hidup-hidup sebagai barang percobaan ramuan pasir pantai yang sepertinya akan mempercepat penggosongan kulit -_-


Di foto itu aku tidak sedang kegirangan. Itu kepanasan, dol.

Oke, skip.

Kami bermain memuaskan segala hasrat yang terpendam selama tersesat di hutan.
Perang pasir, berenang di laut, dan ada juga yang hanya tiduran di pantai, semua kami lakukan untuk bersenang-senang dan melepas stress dan trauma setelah dari hutan.

Si Kiki tiba-tiba nongol di atas tebing. Ia ternyata masih belum puas hanya sampai di pantai, sampai ia masih mau memanjat tebing yang tinggi dan menyaksikan samudra yang katanya terlihat menakjubkan dari atas sana.

Merasa dilecehkan, Luqman dan Razif ikut menyusul Kiki menuju tebing tersebut. Dan usut punya usut, kata Kiki, Luqman nyempetin beol di tengah jalan antara pantai dan tebing itu.

Kami membuat basecamp dengan dapur darurat dan tenda sementara untuk digunakan berganti baju.

Setelah puas bermain di laut dan di tebing, kami beristirahat sambil memulihkan tenaga dan memasak mie.
Oh iya, di sini, Kopler, Jemblunk, Tatit, dan Bima masih berambisi untuk memancing ikan yang katanya ikan di sini bakalan suka sama umpan yang udah disiapin Tatit.
Cacing.

"Ini menu baru, ikan di sini pasti pada doyan" ujar bapak pembina Tatit Xpeditionz

Setelah berangkat memancing dengan percaya diri...
beberapa menit kemudian mereka balik ke basecamp, dengan harapan kosong...

soundtrack Sheila On 7 - Berhenti Berharap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar