Oke, rehat sebentar dari catatan perjalanan ke Sempu ya sob,
Ini adalah imajinasiku waktu malam Rabu (11/07) lagi membayangkan berada dalam cerita Final Fantasy. Dan yang ada di bayanganku saat itu adalah Final Fantasy VII: Crisis Core.
Konyol. Tapi seru juga, sih.
Gara-gara nama ponakanku ‘Javier’ yang berarti ‘Cahaya’ dan ‘Wisam’
yang berarti ‘Medali’, aku jadi membayangkan sebuah cerita.
Dan semalam pun aku berimajinasi, bagaimana kalau seandainya
aku hidup di dunia Final Fantasy. Aku menjadi kesatria penyatu cahaya dan
kegelapan, dengan senjata pedang yang melegenda.
Alkisah,
Yordhan, kesatria yang berpetualang seorang diri,
menaklukkan kejahatan dari pelosok ke pelosok dan dari pulau ke pulau. Selama
perjalanan, ditemani oleh pedang broadsword biasa. Namun sampai pada suatu desa,
ada mitos bahwa tiap malam penduduknya akan hilang satu demi satu dimakan Naga
kegelapan yang bergentayangan tiap malam.
Ketika Yordhan sampai di desa itu, ia pun menemukan fakta
bahwa Naga itu benar adanya. Dan Yordhan berhasil mengalahkan Naga itu dibantu
dengan seorang kesatria lagi dari desa yang bersenjatakan Light Sword of
Darkness. Akhirnya, sebagai ucapan terimakasih, pedang Light Sword of Darkness
pun diberikan pada Yordhan, karena broadswordnya patah setelah dihantam Naga
kegelapan itu.
Dan sampai di tujuan akhir perjalanan Yordhan, yaitu
Segitiga Bermuda, Yordhan pun memecahkan misteri yang selama ini tidak pernah
terkuak tentang Segitiga Bermuda. Monster ganas berbentuk Naga dengan puluhan
sayap dan taring tajam ternyata hidup di dasar lautan misteri itu.
Yordhan menantang Naga monster itu, dan ia hampir
mengalahkannya. Namun ternyata monster itu lebih kuat, dan Yordhan pun kalah.
Akhirnya ia diselamatkan oleh juru kunci yang tinggal di sekitar lautan itu
dengan me-repel Naga monster yang ternyata benar-benar ada.
Tapi karena luka yang terlalu parah, akhirnya Yordhan pun
mati dan menghembuskan nafas terakhir di desa dekat situ. Pedang Light Sword of
Darkness akhirnya, tanpa ada yang tahu, terbelah menjadi dua dan berubah bentuk
menjadi kalung yang melingkari kedua generasi kesatria yang baru lahir: Wisam
dan Javier.
Wisam tumbuh dewasa menjadi pengembara seorang diri. Karena
kekuatan pedang kegelapan yang ada di tangannya sangat kuat, ia mampu
mengalahkan monster-monster sepanjang perjalanan sendirian. Sedangkan Javier,
tumbuh menjadi petualang yang merekrut teman-teman baru selama perjalanan.
Kekuatan pedang cahaya membuatnya menjadi seorang yang kuat dan sering membantu
sesama, karena skill power dan support yang seimbang dari pedang Light.
Sampai akhirnya mereka berdua dipertemukan oleh suatu cerita
dimana Wisam dan Javier sama-sama didatangi Yordhan lewat mimpi dan dimintai
tolong untuk mengalahkan monster Naga Segitiga Bermuda. Mereka pun bertemu di
Samudra Atlantik. Dan terjadi duel sengit diantara mereka. Wisam menang karena
power dan skill individual dari pedang Darkness sangat kuat. Tapi akhirnya
teman-teman Javier membantu Javier yang terluka dan mengalahkan Wisam. Tapi
tiba-tiba monster Naga Segitiga Bermuda muncul, dan mereka semua terjebak dalam
dimensi ruang dan waktu yang diciptakan Naga itu.
Javier dan Wisam menyadari bahwa pedang mereka adalah satu.
Dan mereka sama-sama titisan dari Yordhan.
Akhirnya mereka berdua menyatukan kekuatan, dan jadilah
pedang Light Sword of Darkness. Karena Wisam terbiasa melakukan pertarungan
seorang diri, maka ialah yang maju menghadapi monster Naga itu dengan membawa
pedang Light Sword of Darkness.
Tapi ternyata Wisam kalah. Pedang pun beralih tangan ke
Javier. Dengan semangat kebersamaan, Javier dan teman-temannya bertarung dengan
tangguh dan saling membantu. Akhirnya monster Naga Segitiga Bermuda berhasil
dikalahkan oleh Javier, dan dunia pun kini tak diselimuti lagi virus-virus
kejahatan yang ditebar Naga itu melalui udara dan air di sekitar Segitiga
Bermuda.
Tamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar