Twitter

Rabu, 11 Juli 2012

Intermezo: Sekelebat Imajinasi Terinspirasi Cerita Final Fantasy


Oke, rehat sebentar dari catatan perjalanan ke Sempu ya sob,
Ini adalah imajinasiku waktu malam Rabu (11/07) lagi membayangkan berada dalam cerita Final Fantasy. Dan yang ada di bayanganku saat itu adalah Final Fantasy VII: Crisis Core.

Konyol. Tapi seru juga, sih.

Gara-gara nama ponakanku ‘Javier’ yang berarti ‘Cahaya’ dan ‘Wisam’ yang berarti ‘Medali’, aku jadi membayangkan sebuah cerita.

Dan semalam pun aku berimajinasi, bagaimana kalau seandainya aku hidup di dunia Final Fantasy. Aku menjadi kesatria penyatu cahaya dan kegelapan, dengan senjata pedang yang melegenda.

Alkisah,
Yordhan, kesatria yang berpetualang seorang diri, menaklukkan kejahatan dari pelosok ke pelosok dan dari pulau ke pulau. Selama perjalanan, ditemani oleh pedang broadsword biasa. Namun sampai pada suatu desa, ada mitos bahwa tiap malam penduduknya akan hilang satu demi satu dimakan Naga kegelapan yang bergentayangan tiap malam.

Ketika Yordhan sampai di desa itu, ia pun menemukan fakta bahwa Naga itu benar adanya. Dan Yordhan berhasil mengalahkan Naga itu dibantu dengan seorang kesatria lagi dari desa yang bersenjatakan Light Sword of Darkness. Akhirnya, sebagai ucapan terimakasih, pedang Light Sword of Darkness pun diberikan pada Yordhan, karena broadswordnya patah setelah dihantam Naga kegelapan itu.

Dan sampai di tujuan akhir perjalanan Yordhan, yaitu Segitiga Bermuda, Yordhan pun memecahkan misteri yang selama ini tidak pernah terkuak tentang Segitiga Bermuda. Monster ganas berbentuk Naga dengan puluhan sayap dan taring tajam ternyata hidup di dasar lautan misteri itu.

Yordhan menantang Naga monster itu, dan ia hampir mengalahkannya. Namun ternyata monster itu lebih kuat, dan Yordhan pun kalah. Akhirnya ia diselamatkan oleh juru kunci yang tinggal di sekitar lautan itu dengan me-repel Naga monster yang ternyata benar-benar ada.

Tapi karena luka yang terlalu parah, akhirnya Yordhan pun mati dan menghembuskan nafas terakhir di desa dekat situ. Pedang Light Sword of Darkness akhirnya, tanpa ada yang tahu, terbelah menjadi dua dan berubah bentuk menjadi kalung yang melingkari kedua generasi kesatria yang baru lahir: Wisam dan Javier.

Wisam tumbuh dewasa menjadi pengembara seorang diri. Karena kekuatan pedang kegelapan yang ada di tangannya sangat kuat, ia mampu mengalahkan monster-monster sepanjang perjalanan sendirian. Sedangkan Javier, tumbuh menjadi petualang yang merekrut teman-teman baru selama perjalanan. Kekuatan pedang cahaya membuatnya menjadi seorang yang kuat dan sering membantu sesama, karena skill power dan support yang seimbang dari pedang Light.

Sampai akhirnya mereka berdua dipertemukan oleh suatu cerita dimana Wisam dan Javier sama-sama didatangi Yordhan lewat mimpi dan dimintai tolong untuk mengalahkan monster Naga Segitiga Bermuda. Mereka pun bertemu di Samudra Atlantik. Dan terjadi duel sengit diantara mereka. Wisam menang karena power dan skill individual dari pedang Darkness sangat kuat. Tapi akhirnya teman-teman Javier membantu Javier yang terluka dan mengalahkan Wisam. Tapi tiba-tiba monster Naga Segitiga Bermuda muncul, dan mereka semua terjebak dalam dimensi ruang dan waktu yang diciptakan Naga itu.

Javier dan Wisam menyadari bahwa pedang mereka adalah satu. Dan mereka sama-sama titisan dari Yordhan.

Akhirnya mereka berdua menyatukan kekuatan, dan jadilah pedang Light Sword of Darkness. Karena Wisam terbiasa melakukan pertarungan seorang diri, maka ialah yang maju menghadapi monster Naga itu dengan membawa pedang Light Sword of Darkness.

Tapi ternyata Wisam kalah. Pedang pun beralih tangan ke Javier. Dengan semangat kebersamaan, Javier dan teman-temannya bertarung dengan tangguh dan saling membantu. Akhirnya monster Naga Segitiga Bermuda berhasil dikalahkan oleh Javier, dan dunia pun kini tak diselimuti lagi virus-virus kejahatan yang ditebar Naga itu melalui udara dan air di sekitar Segitiga Bermuda.

Tamat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar