Benakku angkuh, menulis prosa tanpa rasa,
Tanganku rapuh, mengetik prosa yang tak biasa,
Jemariku merengkuh, menghitung prosa dalam asa.
Pikiranku jenuh,
Layaknya mempelajari reaksi asam basa...
Dalam sebuah garis kehidupan yang tak tergambar,
Akulah insan yang tersesat dalam dunia hambar,
Tuhan mungkin mendiamkanku agar aku mengerti apa itu sabar,
Tetapi hati dan prasangka tak mampu membendung hasratku yang berlembar-lembar,
Mungkinkah wajah ini memiliki kembar,
Atau aku saja yang tidak mampu menahan debar,
Sebab tiap detik intrik dalam pikiranku menyebar,
Melebar, mungkin itu sesaat sebelum ku teriakkan "Bubar!"
Prosa ini,
Biarlah perlahan tersungkur,
Sejalan raga dan suara,
Yang mulai mendengkur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar