Twitter

Kamis, 12 Juli 2012

Catatan Perjalanan ke Sempu VIII : Iqbal

Muhammad Iqbal Iswandi.



Adalah sahabatku sejak SMP kelas VIII dulu. Dan SMA, kami satu sekolah namun sayangnya jarang berinteraksi karena ia masuk kelas RSBI sedangkan aku kelas reguler.


Iqbal adalah pindahan dari Jakarta.
Dulu waktu pertama kali ke Tuban, ia masih menggunakan elo-gue dan kata teman-teman yang sekelas sama doi sih, katanya, juga rada freak, dan suka ngisengin teman-teman sekelas. Alhasil saat-saat pertama pun ia agak sulit mendapatkan teman di Tuban.


Tapi setelah beradaptasi dengan baik, entah itu doi yang beradaptasi atau kita aja di sekitarnya yang beradaptasi sama doi, Iqbal pun lambat laun membangun perkembangan sosialnya di SMP Negeri 1 Tuban dengan baik, dan bahkan bertemu dan berteman dengan baik sama salah satu siswa terbaik di sekolah itu: Yordhan F. A. Bayhaqi.
Lebih tepatnya,
siswa terbaik diantara yang terbalik.

Pertemananku dengan Iqbal berlanjut sampai ke jenjang selanjutnya.
Bukan ke pelaminan, ya.

Iqbal ternyata ikut suatu perguruan silat di Tuban. Dan saat itu, aku kebetulan juga bergabung dengan perguruan silat tersebut. Yang membedakan strata antara aku dan Iqbal, adalah Iqbal sudah tingkat lanjut dan aku adalah pemula. Sehingga aku harus menyebutnya 'mas'.

Aku masih ingat, aku dan Iqbal berlatih ilmu ketangkasan di laut.
Ia mengajarkanku berlatih dengan tongkat di laut, mengasah kemampuan kaki dan tangan, dan tentu saja bertahan dari sengatan matahari yang ternyata berada tepat di atas kami pukul 12.00

Iqbal adalah sahabat yang baik.
Dan kami sudah lama tidak bertemu semenjak kelulusan SMA diumumkan.

Lalu setelah cerita panjang lebar, kenapa Iqbal aku catutkan khusus di sini?

-----

Tepat di 3/4 perjalanan menuju Segoro Anakan, aku bertemu dengan Iqbal.
Ia kini mendalami ilmu pariwisata di Ciputra. Dan yang lebih penting lagi, ia baru saja 'mentas' dari Segoro Anakan.

Setelah terjadi pembicaraan singkat diantara kami, aku diinstruksikan oleh Iqbal untuk tetap mengambil jalan setapak yang lurus, dan saat itu ia mengatakan Segoro Anakan tinggal 10 menit lagi.

Aku dan teman-teman pun semakin bersemangat.

Kami melanjutkan perjalanan, dan dari kejauhan, aku melihat Iqbal sudah bersama rombongannya meninggalkan tempat kami bertemu tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar